Selasa, 23 Januari 2018

MAKALAH CRUDE OIL ASSAY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
            Seiring dengan perkembangan zaman maka kebutuhan akan minyak bumi semakin meningkat, hal ini menuntut kita untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia perminyakan. Mulai dari pengertian tentang minyak bumi sampai cara-cara pengolahan minyak bumi menjadi produk-produk yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dunia.
            Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
            Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber energi yang tidak dapat diperbaharui lagi, sedangkan penggunaan sumber energi ini didalam kehidupan kita sehari-hari mencakup sangat luas dan cukup memegang peranan penting serta menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh, minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi atau bahan bakar untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri. Kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme didalam bumi sehingga disebut bahan bakar fosil. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
1.2. RUMUSAN MASALAH
            menganalisa hasil crude assay serta menyimpulkan klasifikasi crude oil berdasarkan spesific gravity, volatility, dan kandungan sulfur yang terdapat dalam crude oil tersebut.


1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1.3.1. Tujuan
Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan antara lain :
a.       Melengkapi tugas mata pelajaran Produk Migas Kelas XI SMK Migas Muhammadiyah Cilacap Tahun pelajaran 2016/2017.
b.      Menambah wawasan khususnya pada bidang Crude Oil.
c.        Analisa Minyak Bumi bertujuan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pada proses dan operasi pengilangan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.





1.3.2. Manfaat
        Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan tentang cara mengelompokan crude oil berdasarkan spesific gravity, volatility, dan  kadar sulfur yang ada dalm crude oil  tersebut. Dan akan memberikan manfaat kepada pembacanya,terutama siswa/siswi Teknik Pengolahan Migas SMK Migas Muhamadiyah Cilacap.














































BAB II
DASAR TEORI

                Minyak Bumi (Crude Oil) yaitu campuran kompleks yang teridiri senyawa Hidrokarbon, senyawa organik, Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung logam. Berdasarkan hasil analisa, perbandingan unsur-unsur tersebut adalah :
·                  Karbon                  :  83,0   -  87,0 %
·                  Hidrogen              :  10,0   -  14,0 %
·                  Nitrogen                :   0,1    -   2,0 %
·                  Oksigen                 :   0,05  -   1,5 %
·                  Sulfur                     :   0,05  -   6,0 %

                Komposisi Minyak Bumi terdiri dari Komponen Hidrokarbon dan Komponen Non-hidrokarbon. Komponen Hidrokarbon terdiri dari :

2.1. KOMPONEN HIDROKARBON
2.1.1. Parafinic
                Senyawa hidrokarbon jenuh dengan rantai lurus atau rantai cabang, tanpa struktur cincin. Parafin disebut juga Alkana, dengan rumus umum : CnH 2n+2

Contoh rantai lurus :

No.
Rumus Umum
Nama
1.
CH4
Metana
2.
CH3 – CH3  (C2H6  )
Etana
3.
CH3 – CH2 – CH3      
Propana
4.
CH3 – (CH2 )2 – CH3
Butana
5.
CH3 – (CH2 )3 – CH3        
Pentana
6.
C6H14                    
Heksana
7.
C7H16
Heptana
8.
C8H18
Oktana
9.
C9H20 
Nonana
10.
C10H22  
Dekana
11.
C11 H24  
Undekena
12.
C16 H34  
Heksadekana (Setana)
13.
C20 H42  
Eikosana
14.
C31 H64  
Hentriakontana
15.
C60 H122 
Heksakontana
16.
C61 H124 
Doheksakontana



Tabel 1. Contoh rantai lurus (Parafinic)

Bila satu atom H dari senyawa alkana dihilangkan maka akan diperoleh gugusan alkil.
·                  CH3                                                     metil
·                  CH3 CH2                                         etil
·                  CH3 CH2 CH2                            propil
·                  CH3 (CH2 ) 2 CH2                        butil
                                                                                Dan seterusnya




Contoh Parafin rantai cabang

        CH3
           │
CH3 – CH – CH2 – CH3                2 metil butana

               CH3
               │
  CH3  –  C –  CH2  –  CH3
               │
                CH3                                      2.2. dimetil butana                                                                                                                                                                                                                                                                                               



2.1.2. Olefinic
                Olefin adalah senyawaan hidrokarbon tidak jenuh, yang mempunyai jumlah atom H lebih sedikit dari Parafin. Olefin disebut juga alkena, dengan rumus umum : CnH 2n

Contoh :
No
Rumus Umum
Nama
1.
CH2  =  CH2
etilena (etena)
2.
  CH3 – CH  =  CH3
propilena (propena)                                     
3.
CH3 – CH2 – CH  =  CH3
butilena (butena)
Tabel 2. Contoh Olefinic


Olefin 2
Gambar 1. Penamaan Olefinic







                                                                                 
2.1.3. Naphtanic
                Senyawaan hidrokarbon jenuh, yang mempunyai struktur cincin.  Napthen disebut juga sikloparafin, dengan rumus umum : CnH2n
Contoh :
siklo 18siklo 19siklo 3 
siklo 14siklo 13siklo 2
Gambar 2. Naphtanic

2.1.4. Aromatic
Senyawaan hidrokarbon yang mempunyai satu inti benzena atau lebih.

Aromat 7benzena 1benzena 5
benzena 4benzena 2Aromat 5
Aromat 4
 Gambar 3. Aromatic

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUXJKNv488R8mqjzYX8D6VBD7bMytanKhiEHl_T1OuA7xARmtKtDZ_Y71X539Ljgk0MUGWtFLBlYZy6SrkNRMDc8SFO-alQrpuIzmqrmYL812CID42j-BXjbi-7czvH_66c0e6AU2EMobZ/s1600/struktur-benzena-tiga-ikatan-tunggal-rangkap-.jpg




BENZENE
NAPHTHALENA
PENATHRENA
Gambar 4. Benzene

2.2. KOMPONEN NON-HIDROKARBON
                Komponen Non-Hidrokarbon terdiri dari :
·                  Sulfur
·                  Nitrogen
·                  Oksigen
·                  Organo-metalik

2.2.1. Senyawa Sulfur
                Senyawa Sulfur terdiri dari :
q  Hidrogen sulfida (H2S)     
q  Merkaptan (R-SH)
q  Sulfida (RSR)     
q  Disulfida (RSSR)                              
q  Siklo sulfide
q  Alkil sulfat (R2-SO4)
q  Asam sulfonat (H2SO3)
q  Sulfoksida (R-SO-R)
q  Sulfona (R-SO2-R)

Senyawa S Gambar 5. Senyawa Sulfur

2.2.2. Senyawa Nitrogen

                Senyawa N 1
Gambar 6. Senyawa Nitrogen

2.2.3. Senyawa Oksigen

                Senyawa O
Gambar 7. Senyawa Oxygen

2.3. KARAKTERISTIK MINYAK BUMI
                Senyawa yang dikehendaki dalam minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon (HC). Senyawa yang tidak dikehendaki adalah senyawa non hidrokarbon (senyawa sulfur, nitrogen, oksigen, logam dan garam) Senyawa non hidrokarbon dikatakan sebagai senyawa pengganggu (impurities), oleh sebab itu harus dihilangkan/diturunkan kadarnya Proses untuk menghilangkan impurities (senyawa yang tidak dikehendaki dalam minyak bumi)  disebut treating.
Parafin, Olefin, Naphthen dan Aromatik mempunyai  sifat berbeda-beda.
Hal ini berhubungan dengan :
w  Perbedaan dari perbandingan banyaknya unsur Karbon dan unsur Hidrogen yang terdapat didalamnya.
w  Perbedaan dari susunan unsur-unsur Karbon dan Hidrogen dalam molekul-molekul persenyawaan tersebut.
Sifat-sifat hidrokarbon mempengaruhi mutu dari produk-produk minyak bumi. Suatu jenis produk Minyak bumi harus mempunyai sifat-sifat tertentu (disebut spesifikasi). Minyak bumi diklasifikasikan untuk meramalkan mutu produk-produk minyak bumi.






2.4. KLASIFIKASI MINYAK BUMI
Klasifikasi minyak bumi sbb :
  1. Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity
  2. Klasifikasi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)
  3. Klasifikasi berdasarkan Kadar Sulfur
  4. Klasifikasi berdasarkan Faktor Karakteristik KUOP
  5. Klasifikasi berdasarkan Indeks Korelasi (CI)
  6. Klasifikasi berdasarkan “Viscosity Gravity Constant” (VGC)
  7. Klasifikasi berdasarkan Bureau of Mines












































BAB III
PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN CRUDE ASSAY
            Crude Assay adalah Hasil evaluasi crude oil dilaporkan dalam sebuah resume yang berisi data distilasi, cutting product, kandungan impurities, dan lain sebagainya. Crude Assay dijadikan acuan dalam merancang unit proses pengolahan yang akan dibuat atau untuk Refinery Unit yang sudah ada, crude assay digunakan sebagai dasar penentuan kondisi operasi maupun untuk menentukan komposisi blending umpan. Cakupan evaluasi crude meliputi:
  1. Pengujian/analisis sifat umum minyak bumi, yaitu sesuai dengan tipe analisis (A, B, C, D)
  2. Distilasi TBP (True Boiling Point), yaitu pemotongan suhu untuk memperoleh fraksi
  3. Kurva distilasi, yaitu kurva yang digunakan untuk mengetahui potensi minyak bumi dalam menghasilkan fraksi yang dikehendaki  
  4. Prediksi sifat fraksi (seperti SG, flash point, viskositas, pour point, kadar sulfur, dll) 
Terdapat empat tipe evaluasi atau analisis crude oil.
  • Tipe A (Analisis Cepat)
Analisis Tipe A digunakan untuk memberi gambaran karakteristik minyak bumi yang baru diketemukan. Pengujian meliputi.
1.  Pengujian sifat umum crude oil
2.  Klasifikasi crude oil
  • Tipe B (Analisis Sederhana)
Analisis Tipe B digunakan untuk memberikan informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak bumi yang baru diketemukan. Analisis meliputi:
1.      Pengujian sifat umum minyak bumi
2.      Klasifikasi minyak bumi 
3.      Distilasi TBP narrow cut (hanya sampai fraksi kerosene) 
  • Tipe C (Analisis Sedang)
Analisis Tipe C digunakan untuk memberikan informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak bumi yang sedang diproduksi maupun yang dipasarkan . Analisis meliputi:
1.      Pengujian sifat umum minyak bumi
2.      Klasifikasi minyak bumi Distilasi TBP narrow cut (hanya sampai fraksi kerosene) dan wide cut (sampai fraksi minyak solar)
3.      Analisis fraksi – fraksi dari TBP 


  • Tipe D (Analisis Lengkap)
Analisis Tipe D digunakan untuk memberikan informasi tentang potensi minyak bumi sehubungan dengan minyak bumi akan diolah. Analisis ini meliputi:
1.      Pengujian sifat umum minyak bumi
2.      Klasifikasi minyak bumi 
3.      Distilasi TBP narrow cut (hanya sampai fraksi Kerosene) dan wide cut (sampai fraksi minyak solar) 
4.      Analisis fraksi – fraksi dari TBP 
5.      Analisis logam (V, Pb, Ni, Cu, Na, dan lain – lain) 
                                                  
3.2. HASIL CRUDE ASSAY
12333.png

CRUDE ASSAY 2.png
7.png
3.3. HASIL DISKUSI
3.3.1. Klasifikasi Crude Oil berdasarkan Spesific Gravity (SG)
            Spesific Gravity  minyak bumi berdasarkan hasil Crude Assay diatas adalah 0,7780. Sedangakan, pengelompokan minyak bumi berdasarkan Spesific Gravity dibagi menjadi 5 macam, sebagai berikut :
           
NO.
Minyak bumi
Spesific Gravity
1.
Ringan
<0,830
2.
Medium Ringan
0,830 – 0,850
3.
Medium Berat
0,850 – 0,865
4.
Berat
0,865 – 0,905
5.
Sangat berat
>0,905
Tabel 3. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan SG

            Dengan menganalisa hasil Crude Assay dan tabel klasifikasi minyak bumi berdasarkan Spesific Gravity diatas, dapat disimpulkan bahwa Minyak Bumi tersebut termasuk dalam kelompok  “Ringan (>0,830)” .

3.3.2 Klasifikasi Crude Oil berdasarkan Kandungan Sulfur
            Kandungan Sulfur minyak bumi berdasarkan hasil Crude Assay adalah <0.030. Sedangkan, pengelompokan minyak bumi berdasarkan kandungan Sulfur dibagi menjadi 3 macam, sebagai berikut :

NO.
Minyak Bumi
Kandungan Sulfur
1.
Rendah
<0,1
2.
Sedang
0,1 – 2,0
3.
Tinggi
>2,0
Tabel 4. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan Kandungan Sulfur

            Dengan menganalisa hasil Crude Assay dan tabel klasifikasi minyak bumi berdasarkan Kandungan Sulfur diatas, dapat disimpulkan bahwa Minyak Bumi tersebut termasuk dalam kelompok “Rendah (<0,1)”.












3.3.3. Klasifikasi Crude Oil berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)
            Sifat Penguapan (Volatility) minyak bumi berdasarkan hasil Crude Assay adalah 82. Sedangkan, pengelompokan minyak bumi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility) dibagi menjadi 3 macam, sebagai berikut :

NO.
Minyak Bumi
Fraksi ringan (%vol)
1.
Ringan
>50
2.
Medium
20-50
3.
Berat
<20
Tabel 5. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan Volatility

            Dengan menganalisa hasil Crude Assay dan tabel klasifikasi minyak bumi berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility) diatas, dapat disimpulkan bahwa Minyak Bumi tersebut termasuk dalam kelompok “Ringan (>50)”.































BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
            Crude Assay adalah Hasil evaluasi crude oil dilaporkan dalam sebuah resume yang berisi data distilasi, cutting product, kandungan impurities, dan lain sebagainya.
            Menurut hasil diskusi kami, berdasarkan hasil Crude Assay diatas minyak bumi tersebut (KUTUBU BLEND CRUDE OIL) termasuk dalam kelompok yang memiliki Spesific Gravity dan Volatility Ringan serta kandungan Sulfur  yang Rendah.


4.2 SARAN
            Berdasarkan hasil diskusi, kami menyarankan kepada pembaca untuk mencari sumber sebanyak mungkin sebelum melakukan diskusi, hal tersebut sangat membantu dalam kelancaran diskusi. Dan bagi guru, kami berharap agar dapat memberikan arahan yang jelas saat tugas diberikan serta memberikan contoh sesuai yang diharapkan oleh guru, agar siswa dapat melaksanakan tugas dengan semaksimal mungkin.




























DAFTAR PUSTAKA

Diunduh tanggal 02/09/2016 pukul 16:30
Diunduh tanggal 02/09/2016 pukul 16:47
Diunduh tanggal 02/09/2016


LAMPIRAN:1.png
2.png
3.png
4.png
5.png
6.png
7.png
8.png
.....png
10.png
11.png
12.png
13.png
14.png
15.png
16.png
17.png
18.png
19.png
20.png
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Penamaan Olefinic
Olefin 2


2. Gambar 2.Naphtanic
.a


3. Gambar 3. Aromatic
.b.png
4.Gambar 4. Benzene
.c

Gambar 5. Senyawa Sulfur
Senyawa S

Gambar 6. Senyawa Nitrogen
Senyawa N 1
 Gambar 7. Senyawa Oxygen
Senyawa O






























DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh rantai lurus (Parafinic)
No.
Rumus Umum
Nama
1.
CH4
Metana
2.
CH3 – CH3  (C2H6  )
Etana
3.
CH3 – CH2 – CH3      
Propana
4.
CH3 – (CH2 )2 – CH3
Butana
5.
CH3 – (CH2 )3 – CH3        
Pentana
6.
C6H14                    
Heksana
7.
C7H16
Heptana
8.
C8H18
Oktana
9.
C9H20 
Nonana
10.
C10H22  
Dekana
11.
C11 H24  
Undekena
12.
C16 H34  
Heksadekana (Setana)
13.
C20 H42  
Eikosana
14.
C31 H64  
Hentriakontana
15.
C60 H122 
Heksakontana
16.
C61 H124 
Doheksakontana

Tabel 2. Contoh Olefinic
No
Rumus Umum
Nama
1.
CH2  =  CH2
etilena (etena)
2.
  CH3 – CH  =  CH3
propilena (propena)                                     
3.
CH3 – CH2 – CH  =  CH3
butilena (butena)







Tabel 3. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan SG
NO.
Minyak bumi
Spesific Gravity
1.
Ringan
<0,830
2.
Medium Ringan
0,830 – 0,850
3.
Medium Berat
0,850 – 0,865
4.
Berat
0,865 – 0,905
5.
Sangat berat
>0,905

Tabel 4. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan Kandungan Sulfur
NO.
Minyak Bumi
Kandungan Sulfur
1.
Rendah
<0,1
2.
Sedang
0,1 – 2,0
3.
Tinggi
>2,0

Tabel 5. Klasifikasi Minyak Bumi berdasarkan Volatility
NO.
Minyak Bumi
Fraksi ringan (%vol)
1.
Ringan
>50
2.
Medium
20-50
3.
Berat
<20


1 komentar: