Peristiwa
Pembentukan ASEAN


Gambar 1.1 Lambang ASEAN
1.
Sebelum terbentuknya ASEAN pada
1967, beberapa negara di Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk
membentuk kerja sama regional di kawasan ini, seperti ASA (Association of
Southeast Asia), Maphilindo (Malaya, Philipina, Indonesia), dan SEAMEO (South
East Asian Ministers of Education Organization), maupun dengan negara di luar
kawasan ini, seperti SEATO (South East Asia Treaty Organization) dan ASPAC
(Asia and Pacific Council). Komunikasi antara negara Asia Tenggara dengan
negara di luar kawasan tersebut telah berkembang dalam ECAFE (Economic
Commission for Asia and the Far East), Colombo Plan, dan KAA (Konferensi Asia
Afrika).
2.
ECAFE dibentuk pada 28 Mei 1947 yang
kemudian diubah menjadi ESCAP (Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific), yaitu badan khusus PBB yang banyak memberikan inspirasi bagi
pertumbuhan kerja sama regional di Asia Tenggara.
3.
Colombo Plan, yang terbentuk pada
1950 dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Akan tetapi, keanggotaannya tidak berasal dari suatu kawasan tertentu
dan operasinya bersifat bilatelaral, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan
kerja sama regional. Walaupun demikian, keberadaannya bermanfaat untuk
memberikan dorongan pentingnya kerja sama regional Asia Tenggara dalam
pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina. Pertemuan dimaksudkan
agar suara Asia lebih didengar di PBB dan mendorong kerja sama di bidang
ekonomi dan sosial antarnegara di Asia. Namun, gagasan tersebut tidak berlanjut.
4.
SEATO yang dibentuk pada 1954
merupakan kerja sama di bidang pertahanan dengan dasar pembentukannya bercorak
anti komunis. Dari delapan anggotanya, hanya dua dari Asia Tenggara, yaitu
Filipina dan Thailand. Kegiatannya tidak mencerminkan kepentingan berbagai
negara di kawasan Asia Tenggara, sehingga akhirnya dibekukan pada 1977.
5.
KAA yang diselenggarakan di Bandung
pada 1955 mencetuskan Dasa Sila Bandung, antara lain memuat prinsip hubungan
antarnegara yang didasarkan pada penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah
semua negara atas dasar kesamaan, kemerdekaan, koeksistensi secara damai,
penyelesaian semua pertikaian secara damai, mendorong kerja sama timbal-balik,
serta penghormatan pada keadilan dan kewajiban internasional. Berbagai prinsip
tersebut mendorong lahirnya gerakan solidaritas Asia Afrika dan gerakan Non
Blok. KAA yang diikuti oleh 29 negara dari kedua benua tersebut mengeluarkan
Komunike Bersama untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial
budaya, dan politik. Walaupun demikian, KAA tidak dimaksudkan secara khusus
untuk membentuk kerja sama regional bagi kedua benua.
6.
Pembentukan ASA pada 1961 bertujuan
memajukan kerja sama ekonomi dan kebudayaan di antara negara anggotanya,
Malaya, Filipina, dan Thailand. Kemudian, pada 1963 dibentuk Maphilindo yang
merupakan forum kerja sama antara Malaya, Filipina, dan Indonesia. Dasar
pembentukannya berpegang pada Piagam PBB, Deklarasi Bandung, serta persamaan
ras. ASA tidak dapat bertahan lama karena Indonesia tidak ikut di dalamnya. Maphilindo
lebih singkat lagi umurnya karena sempitnya dasar kerja sama. Kegagalan kedua
kerja sama tersebut juga dipengaruhi oleh adanya pertentangan dan saling curiga
di antara negara anggotanya.
7.
ASPAC yang dibentuk pada 1961
beranggotakan Jepang, Malaysia, Thailad, Filipina, Australia, dan Selandia
Baru. Meskipun menitikberatkan pada kerja sama ekonomi, tetapi dengan melihat
komposisi anggotanya terdapat kecondongan politik pada salah satu blok.
Kelemahan yang menonjol ialah keanggotaan Taiwan. Setelah terjalinnya hubungan
RRC dengan negara anggota ASPAC, maka keberadaan ASPAC berakhir.
8.
Pada 1965 didirikan SEAMEO dengan
maksud memajukan kerja sama antara bangsa Asia Tenggara melalui pendidikan,
pengetahuan, dan kebudayaan. Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura,
Thailand, dan Vietnam merupakan pendirinya. Organisasi ini juga memiliki
Associate Members dan Affiliate Members. Markas besarnya
di Bangkok dan keanggotaannya kemudian meliputi negara ASEAN dan nonASEAN.
9.
Tumbuhnya kesadaran akan perlunya kerja
sama untuk meningkatkan taraf hidup di antara bangsa sekawasan, sekaligus
meredakan rasa saling curiga, mendorong mereka mengupayakan pengembangan kerja
sama. Perkembangan geopolitik Asia Tenggara sesudah 1965 sangat memengaruhi
usaha untuk mencari pemecahan bersama atas berbagai masalah yang dihadapi
negara di kawasan ini.
10. Pada 1965
Singapura yang memisahkan diri dari Federasi Malaysia berusaha untuk membuka
hubungan dengan negara tetangganya. Di Indonesia, Pemerintahan Orde Baru yang
lahir menyusul kegagalan Gerakan 30 September 1965 yang didalangi PKI, kemudian
melakukan upaya untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia serta mengusahakan
terjalinnya hubungan yang lebih bersahabat dengan negara tetangganya. Di
Filipina, Marcos yang terpilih menjadi presiden menggantikan Macapagal
mengambil kebijakan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
11. Dampak
positif dari meredanya rasa saling curiga dan
konflik antara bangsa di Asia Tenggara mendorong pembentukan organisasi
kerja sama regional. Pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif
antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand yang menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran
akan perlunya peningkatan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara
baik, serta kerja sama yang bermanfaat di antara negara yang sudah terikat oleh
pertalian sejarah dan kebudayaan. Dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di Bangkok,
ditandatanganilah Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh Wakil Perdana
Menteri Malaysia dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura, dan
Thailand yang menandai berdirinya Association of South East Asian Nations
(ASEAN) yang berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
1. Pada mulanya ASEAN merupakan wadah kerja sama ekonomi, sosial, dan budaya.
Akan tetapi, Deklarasi Bangkok merupakan komitmen politik negara anggota untuk
bersatu dan bekerja sama, meskipun Asia Tenggara pada saat itu diwarnai oleh
pergolakan antarnegara maupun antarkekuatan di luar kawasan. Aspirasi politik
yang mendasari Deklarasi Bangkok mengupayakan stabilitas regional yang dapat
menunjang pembangunan nasional di segala bidang bagi negara anggota ASEAN. Para
pemimpin / pendiri ASEAN menyadari bahwa di antara negara anggota terdapat
perbedaan latar belakang sejarah maupun sikap politik, serta kenyataan dalam
bidang ekonomi sebagian besar negara anggota bersaing sebagai penghasil
komoditi yang sama. Oleh karenanya, langkah yang diambil bersifat pragmatis.
Maksud dan tujuan
dibentuknya ASEAN tercantum dalam Deklarasi Bangkok. Berikut ini adalah isi
dari deklarasi tersebut yang memuat 7 perihal :
No.
|
Deklarasi Bangkok
|
1.
|
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan
kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
|
2.
|
Memelihara perdamaian dan stabilitas dengan menjunjung tinggi hukum dan
hubungan antara negara-negara di Asia Tenggara.
|
3.
|
Mendirikan perhimpunan di kawasan Asia
Tenggara/ASEAN
|
4.
|
Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling
membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan administrasi
|
5.
|
Saling memberikan bantuan dalam bidang
fasilitas dan penelitian pada bidang pendidikan, kejuruan, teknik, dan
administrasi
|
6.
|
Bekerja sama lebih efektif untuk mencapai daya guna lebih besar dalam
bidang pertanian, industry, dan perkembangan perdagangan termasuk studi dalam
hal perdagangan komoditi internasional, perbaikan pengangkutan, dan fasilitas
komunikasi serta meningkatkan taraf hidup rakyat
|
7.
|
Meningkatkan studi tentang masalah-masalah di
Asia Tenggara
|
8.
|
Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat
dengan berbagai organisasi internasional dan regional lain yang mempunyai
tujuan yang sama serta mencari kesempatan untuk menggerakkan kerjasama dengan
mereka
|
2. ASEAN (Association
of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)
merupakan organisasi yang mewadahi kerja sama antarnegara di Asia Tenggara.
ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok (ibu kota Thailand) oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang ditandai dengan
penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh perwakilan lima negara pemrakarsa /
pendiri ASEAN. Kelima orang perwakilan tersebut ada pada kolom berikut ini
lengkap dengan jabatan dan negara asalnya. Hanya saja nama jabatan dan negara
asal mereka diletakkan secara acak pada kolom di samping nama para pendiri
ASEAN. Tugas kalian adalah mencocokkannya. Isilah kolom yang kosong dengan
nomor yang sesuai!
No.
|
![]() |
![]() |
Jabatan
dan Negara
|
1.
|
![]() |
![]() |
Wakil Perdana Menteri Malaysia
|
2.
|
S. Rajaratman
|
![]() |
Menteri Luar Negeri
Singapura
|
3.
|
Thanat Khoman
|
![]() |
Menteri Luar Negeri
Thailand
|
4.
|
Adam Malik
|
![]() |
Menteri Luar Negeri
Indonesia
|
5.
|
Tun Abdul Razak
|
|
Menteri Luar Negeri
Filipina
|
3. Perhatikan dengan
saksama lambang ASEAN berikut.

Gambar 1.2 Lambang ASEAN
Gambar di atas adalah lambang ASEAN yang dikelilingi 10 bendera negara
anggotanya. Setiap negara bergabung dengan ASEAN dalam waktu yang berbeda.
Berikut profil negara ASEAN dan keanggotaannya :
No
|
Negara
|
Ibu Kota
|
Lagu Kebangsaan
|
Hari
Kemerdekaan
|
Bergabung
dengan ASEAN
|
1.
|
Filipina
|
Manila
|
Lupang
Hinirang
|
12 Juni
1898
|
8 Agustus
1967
|
2.
|
Laos
|
Vientiane
|
Pheng Xat
Lao (Hymne of The Lao
People)
|
19 Juli
1949
|
23 Juli
1997
|
3.
|
Myanmar
|
Rangoon
|
Kaba Ma
Kyei
|
4 Januari
1948
|
23 Juli
1997
|
4.
|
Singapura
|
Singapura
|
Majulah
Singapura
|
9 Agustus
1965
|
8 Agustus 1967
|
5.
|
Vietnam
|
Hanoi
|
Tien
quenca
|
2
September 1945
|
28 Juli
1995
|
6.
|
Indonesia
|
DKI
Jakarta
|
Indonesia
Raya
|
17 Agustus
1945
|
8 Agustus 1967
|
7.
|
Kamboja
|
Phnom Penh
|
Nokoreach
( Royal
Kingdom)
|
9 November
1953
|
16
Desember 1998
|
8.
|
Malaysia
|
Kuala
Lumpur
|
Negaraku
|
31 Agustus
1957
|
8 Agustus
1967
|
9.
|
Brunei
Darussalam
|
Bandar
Seri Begawan
|
Allah
Peliharakan Sultan
|
1 Januari
1984
|
7 Januari 1984
|
10.
|
Thailand
|
Bangkok
|
Phleng
Chat Thai
|
Tidak
pernah dijajah
|
8 Agustus
1967
|
4. ASEAN pada tahun
pertama diwarnai oleh upaya pemantapan saling pengertian (confidence
building process) antaranggotanya guna memantapkan kerja sama yang sedang
ditumbuhkan. Persamaan kedudukan dalam keanggotaan merupakan salah satu prinsip
dalam kerja sama tanpa mengurangi kedaulatan masing-masing negara anggota.
Kerja sama regional yang dikembangkan bukan bersifat integratif, tetapi
bersifat kooperatif. Musyawarah, kepentingan bersama, dan saling membantu
dengan semangat ASEAN merupakan ciri kerja sama ini.
ASEAN, yang didirikan
atas dasar hasrat untuk menciptakan kawasan yang damai, memiliki bendera yang
melambangkan ASEAN yang stabil, penuh perdamaian, bersatu, dan dinamis. Lambang
ASEAN berada di tengah bendera ASEAN dengan kombinasi empat warna, yaitu merah,
biru, kuning, dan putih. Makna setiap warna pada lambang ASEAN tersebut adalah
:
a. Warna merah pada logo ASEAN melambangkan : keberanian dan dinamika.
b. Warna biru pada logo ASEAN melambangkan : perdamaian dan kemantapan
c. Warna kuning pada logo ASEAN melambangkan : kemakmuran
d. Warna putih pada logo ASEAN melambangkan: kesucian
5. Lambang ASEAN tersebut
memperlihatkan ikatan rumpun padi berwarna kuning yang berada dalam lingkaran. Gambar
ini memiliki makna tertentu, yaitu sebagai berikut :
a. Ikatan rumpun padi melambangkan : Jumlah
Negara anggota ASEAN
b. Lingkaran melambangkan : Persatuan ASEAN
6. Kami sudah mengetahui bahwa sebuah teks sejarah merupakan
salah satu bentuk teks penceritaan ulang (rekon/recount). Peristiwa masa
lampau yang diceritakan melalui teks cerita sejarah
ini meggunakan pola urutan yang berdimensi waktu,
seperti halnya teks “Sejarah Hari Buruh”.
Informasi disajikan secara
kronologis, mulai dari yang paling awal hingga yang paling akhir terjadi. Setelah
kalian membaca teks “Peristiwa
Pembentukan ASEAN”, urutan
secara kronologis setiap peristiwa
yang terdapat di dalam teks sehingga terbentuknya ASEAN adalah sebagai berikut :
No.
|
Waktu
|
Peristiwa
|
Tempat
|
1.
|
Pembentukan ECAFE
|
28 Mei 1947
|
Asia Tenggara
|
2.
|
Pembentukan Combo Plan
|
1950
|
Asia Tenggara dan Asia Selatan
|
3.
|
Pembentukan SEATO
|
1954
|
Filiphina dan Thailand
|
4.
|
KAA
|
1955
|
Bandung, Indonesia
|
5.
|
Pembentukan ASA
|
1961
|
Asia Tenggara
|
6.
|
Pembentukan ASCAP
|
1961
|
Asia Tenggara
|
7.
|
Pembentukan maphinlindo
|
1963
|
Asia Tenggara
|
8.
|
Pembentukan SEAMEO
|
1965
|
Asia Tenggara
|
9.
|
Singapura memisahkan diri dari Federasi Malaysia
|
1965
|
Asia Tenggara
|
10.
|
Penandatanganan deklarasi ASEAN/ deklarasi BANGKOK
|
8 Agustus 1967
|
Bangkok, Thailand
|
7. Dengan melihat kronologis peristiwa pembentukan ASEAN pada teks, kami dapat melihat
struktur yang membangun
teks tersebut, yaitu orientasi^urutan peristiwa sejarah^reorientasi. Struktur teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN”
tersebut beserta informasi pada setiap paragrafnya adalah sebagai berikut
:
Struktur Teks
|
Informasi dalam Teks
|
Orientasi
|
1. Sebelum terbentuknya ASEAN pada tahun 1967, beberapa Negara Asia
sudah melakukan berbagagai kerjasama.
2. Beberapa bentuk kerjasama antarnegara
antara lain yaitu ASA danyang beranggotakan Malaya, Philipina dan Indonesia,
SEAMEO, SEATO dan ASPAC.
3. ECAFE, Colombo Plan, dan KAA merupakan perkembangan
dari organisasi-organisasi sebelumnya.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 1
|
1. ECAFE yang dibentuk pada 28 Mei 1947
diubah menjadi ESCAPmerupakan badan khusus
PBB yang banyak
memberikan inspirasi
bagi pertumbuhan kerja
sama regional di
Asia Tenggara
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 2
|
1. Colombo Plan dibentuk pada 1950 untuk meningkatkan
kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara
2. Colombo plan bermanfaat agar PBB
lebih memperhatikan Asia dan
Negara Asia dapat saling bekerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial,
sehingga memberi dorongan kerja sama regional Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 3
|
1. SEATO merupakan kerja
sama di bidang pertahanan dengan dasar
pembentukannya bercorak anti komunis yang dibentuk pada 1954.
2. SEATO beranggotakan 8 negara, termasuk
Filipina dan Thailand.
3. Karena kegiatannya tidak
mencerminkan kepentingan
berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, SEATO akhirnya
dibekukan pada 1977.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 4
|
1. KAA diselenggarakan di Bandung pada 1955
2. KAA beranggotakan 29 negara dari benua Asia dan
Afrika yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kerja sama di bidang
ekonomi, sosial budaya, dan politik
3. Hasil dari KAA dikenal dengan Dasa Sila Bandung,
yaitu prinsip hubungan antarnegara yang didasarkan pada penghormatan
kedaulatan dan integritas wilayah semua negara atas dasar kesamaan,
kemerdekaan, koeksistensi secara damai, penyelesaian semua pertikaian secara
damai, mendorong kerja sama timbal-balik, serta penghormatan pada keadilan
dan kewajiban internasional.
4. Prinsip Dasa Sila melahirkan gerakan solidaritas
Asia Afrika dan gerakan Non Blok.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 5
|
1. ASA dibentuk pada 1961 untuk memajukan kerja sama
ekonomi dan kebudayaan di antara negara anggotanya, Malaya, Filipina, dan Thailand.
2. Maphilindo dibentuk pada 1963, merupakan forum kerja
sama antara Malaya, Filipina, dan Indonesia.
3. Dasar pembentukan ASA dan Maphilindo berpegang pada
Piagam PBB, Deklarasi Bandung, serta persamaan ras.
4. ASA tidak dapat bertahan lama karena Indonesia tidak
ikut di dalam keanggotaannya.
5. Maphilindo dibubarkan karena sempitnya dasar kerja
sama dan pertentangan antar anggota.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 6
|
1. ASPAC dibentuk pada 1961 untuk membangun kerjasama
ekonomi dan politik, dengan anggota Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina,
Australia, dan Selandia Baru.
2. ASPAC lebih condong pada salah satu blok dengan
Taiwan sebagai kelemahan yang menonjol.
3. ASPAC bubar saat RRC menjalin hubungan baik dengan
anggota ASPAC.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 7
|
1. SEAMEO didirikan pada 1965 untuk memajukan kerja
sama antara bangsa Asia Tenggara melalui pendidikan, pengetahuan, dan
kebudayaan.
2. SEAMEO beranggotakan Negara ASEAN dan non-ASEAN
3. SEAMEO didirikan oleh Indonesia, Laos, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dengan markas besar di Bangkok
4. SEAMEO memiliki Associate Members dan Affiliate
Members.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 8
|
1. Setelah 1965, daerah Asia Tenggara mengalami
perkembangan geopolitik yang memengaruhi usaha untuk mencari pemecahan
masalah bersama yang dihadapi negara di kawasan Asia Tenggara
2. Negara di Asia Tenggara sadar mereka perlu bekerja
sama untuk meningkatkan taraf hidup di antara bangsa sekawasan, dan
meredakan rasa saling curiga.
|
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 9
|
1. Singapura memisahkan diri dari Federasi Malaysia
pada 1965 untuk membuka hubungan dengan negara tetangganya.
2. Lahirnya Pemerintahan Orde Baru di Indonesia dengan
gagalnya G30SPKI, berupaya untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia serta
mengusahakan terjalinnya hubungan yang lebih bersahabat dengan negara
tetangganya.
3. Di Filipina, Marcos yang terpilih menjadi presiden
menggantikan Macapagal mengambil kebijakan untuk memulihkan hubungan
diplomatik dengan Malaysia.
|
Reorientasi
|
1. Dampak positif dari meredanya rasa saling curiga dan
konflik antara bangsa di Asia Tenggara mendorong pembentukan organisasi kerja
sama regional.
2. Pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif
antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand yang menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang
mencakup kesadaran akan perlunya peningkatan saling pengertian untuk hidup
bertetangga secara baik, serta kerja sama yang bermanfaat di antara negara
yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan kebudayaan.
3. 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah
Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia
dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang
menandai berdirinya Association of South East Asian
Nations (ASEAN) yang berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara.
|
8. Terdapat tiga jenis kelompok nomina.
Pertama kelompok nomina modifikatif (mewatasi), kelompok nomina koordinatif (tidak
saling menerangkan), dan kelompok nomina
apositif. Demikian pula halnya kelompok verba, kelompok kata yang bersifat
memperluas verba. Ada tiga jenis kelompok kata tersebut,
yaitu kelompok verba modifikatif, koordinatif, dan apositif.
Contohnya adalah sebagai berikut :
No.
|
Jenis Kelompok Kata
|
Contoh Kalimat
|
1.
|
Kelompok nomina modifikatif
|
Rumah
besar itu ditinggal pemiliknya.
|
2.
|
Kelompok nomina koordinatif
|
Tujuan
bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila
|
3.
|
Kelompok nomina apositif
|
Probolinggo,
kota seribu Taman, meiliki nuansa alam yang indah
|
4.
|
Kelompok verba modifikatif
|
Untuk
menghidupi keluarganya, ia bekerja keras setiap hari
|
5.
|
Kelompok verba koordinatif
|
Setiap
pelajar mempunyai hak dan kewajiban
|
9. Beberapa nomina yang terdapat
di dalam teks “Peristiwa Pembentukan
ASEAN”, kata dasarnya,
uraikan afiks pembetuk
nomina tersebut, dan buatlah contoh penggunaan nomina itu dalam
kalimat yang kalian buat sendiri.
No.
|
Nomina
|
Kata Dasar
|
Afiks Pembentuk Nomina
|
Contoh dalam Kalimat
|
1.
|
Gagasan
|
Gagas
|
Sufiks–an (VÃ
N)
|
Ayah menerima gagasanku untuk pergike
Borobudur liburan ini.
|
2.
|
Kecondongan
|
Condong
|
Konfiks ke–an (VÃ N)
|
Gaya
pakaian Drupadi memiliki kecondongan budaya Jawa.
|
3.
|
Kegagalan
|
Gagal
|
Konfiks ke–an
(NÃ N)
|
Tim basket
Mawar mengalami kegagalan di semifinal DBL
|
4.
|
Bertetangga
|
Tetangga
|
Prefiks ber–
(NÃ N)
|
Reyna
bertetangga dengan teman sekelasnya di perumahan Asabri.
|
5.
|
Kebijakan
|
Bijak
|
Konfiks ke–an
(NÃ N)
|
k13
menerapkan kebijakan untuk melakukan menyanyi lagu Indonesia Raya sebelum
pelajaran dimulai.
|
6.
|
Kesadaran
|
Sadar
|
Konfiks ke–an
(AÃ N)
|
Penyebab
pelanggaran lalu lintas adalah rendahnya kesadaran diri masing-masing.
|
7.
|
Kelemahan
|
Lemah
|
Konfiks ke–an
(AÃ N)
|
Setiap
manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
|
8.
|
Kebudayaan
|
Budaya
|
Konfiks ke–an
(NÃ N)
|
Kebudayaan
Indonesia terdiri dari berbagai macam seni dan budaya yang menarik.
|
9.
|
Pertemuan
|
Temu
|
Konfiks per-an (V
à N)
|
Seluruh
guru di Bali mengadakan rapat pertemuan
|
10.
|
Pertumbuhan
|
Tumbuh
|
Konfiks per-an (V
à N)
|
Pertumbuhan
penduduk di Indonesia berkembang cepat.
|
10. Teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” terdiri atas sebelas paragraf. Sebuah paragraf
yang baik, setidaknya memiliki empat ciri,
yaitu keterpaduan (kohesi),
keterkaitan (koherensi), kekonsistenan sudut pandang, dan ketuntasan. Agar kata atau kalimat dalam tiap paragraf
yang membangun sebuah teks kohesif dan koheren, terdapat
sarana pengait/penaut kata atau kalimat tersebut.
Beberapa sarana yang bisa
dijadikan sebagai pengait/penaut ini adalah pengulangan, penggantian, dan konjungsi. Dalam sebuah
teks cerita sejarah,
seharusnya terdapat konjungsi
temporal. Konjungsi
ini berfungsi menghubungkan kata, kalimat, bahkan
paragraf.
a. Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 orang.
b. Cobalah kalian perhatikan dengan
teliti kata atau kalimat yang membangun tiap paragraf pada teks yang dimaksud.
c. Apakah terdapat konjungsi temporal pada teks tersebut?
Ya. Meskipun hanya
sedikit, namun masih ada konjungsi temporal yang digunakan dalam teks ini,
seperti konjungsi sebelum dan akhirnya.
d. Apakah telah terdapat
keterpaduan dan keterkaitan pada tiap paragraf?
Belum, karena masih
ditemui loncatan yang membingungkan pembaca dengan ketidakpaduan kalimat.
e. Jika tiap paragrafnya masih belum terdapat
keterpaduan dan keterkaitan, buatlah menjadi paragraf yang
baik menurut kalian.
Peristiwa
Pembentukan ASEAN
Sebelum terbentuknya ASEAN pada 1967, beberapa negara
di Asia Tenggara
telah melakukan berbagai upaya untuk membentuk kerja sama regional
di kawasan ini, seperti
ASA (Association
of Southeast Asia), Maphilindo (Malaya,
Philipina, Indonesia), dan SEAMEO (South East Asian Ministers of Education Organization), maupun dengan
negara di luar kawasan ini, seperti
SEATO (South East Asia Treaty Organization) dan ASPAC (Asia
and Pacific Council). Komunikasi antara negara Asia Tenggara dengan negara
di luar kawasan
tersebut telah berkembang dalam ECAFE (Economic Commission for Asia and the Far East), Colombo Plan,
dan KAA (Konferensi Asia Afrika).
ECAFE dibentuk pada 28 Mei 1947 yang kemudian diubah menjadi ESCAP (Economic and Social Commission for Asia and
the Pacific), yaitu badan khusus PBB yang banyak memberikan inspirasi bagi pertumbuhan kerja
sama regional di Asia Tenggara.
Sejalan dengan pembentukan ECAFE, Colombo Plan, yang terbentuk pada 1950 dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia
Tenggara. Akan tetapi,
keanggotaannya tidak berasal dari suatu kawasan tertentu
dan operasinya bersifat
bilatelaral, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kerja sama regional. Walaupun demikian,
keberadaannya bermanfaat untuk memberikan dorongan pentingnya kerja sama regional
Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina.
Pertemuan dimaksudkan agar suara Asia lebih didengar
di PBB dan mendorong kerja
sama di bidang
ekonomi dan sosial antarnegara di Asia.
Namun, gagasan tersebut tidak berlanjut.
Bubarnya Colombo Plan ternyata bukan merupakan suatu
akhir bagi pertumbuhan komunikasi antar Negara, khususnya di kawasan Asia
Tenggara. Hal ini dapat dibuktikan dengan dibentuknya SEATO pada 1954 yang merupakan kerja sama di bidang pertahanan dengan dasar pembentukannya bercorak anti komunis. Dari
delapan anggotanya, hanya
dua dari Asia
Tenggara, yaitu Filipina dan Thailand. Namun, karena kegiatannya tidak
mencerminkan kepentingan berbagai negara di kawasan
Asia Tenggara, sehingga akhirnya
SEATO dibekukan pada 1977.
Satu tahun setelah dibubarkannya SEATO, diselenggarakan
KAA atau Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada 1955.
Dari hasil konferensi ini mencetuskan Dasa Sila Bandung, yang memuat prinsip
hubungan antarnegara yang didasarkan pada penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah
semua negara atas dasar kesamaan, kemerdekaan, koeksistensi secara damai, penyelesaian semua pertikaian secara
damai, mendorong kerja sama timbal-balik, serta penghormatan pada keadilan dan kewajiban internasional. Berbagai prinsip tersebut
mendorong lahirnya gerakan
solidaritas Asia Afrika
dan gerakan Non Blok. KAA yang diikuti oleh 29 negara
dari kedua benua tersebut mengeluarkan Komunike Bersama untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial budaya,
dan politik. Walaupun
demikian, KAA tidak dimaksudkan secara khusus untuk membentuk kerja sama
regional bagi kedua benua.
Dalam rangka menjalin komunikasi antarnegara dengan dasar pembentukannya berpegang
pada Piagam PBB, Deklarasi
Bandung, serta persamaan
ras, dibentuklah ASA dan Maphilindo.
ASA merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 1961 oleh Malaya, Filipina, dan Thailand yang bertujuan memajukan kerja sama ekonomi dan kebudayaan di antara negara
anggotanya,. Sedangkan
Maphilindo merupakan forum kerja sama antara
Malaya, Filipina, dan Indonesia
yang dibentuk pada 1963. Keberadaan ASA tidak dapat bertahan lama karena Indonesia tidak ikut di dalamnya.
Sementara keberadaan Maphilindo lebih singkat
lagi umurnya karena sempitnya
dasar kerja sama. Kegagalan kedua kerja sama tersebut
juga dipengaruhi oleh adanya pertentangan dan saling curiga di antara negara anggotanya.
Pada rentan tahun anara
pembentukan ASA dan Maphilindo, ASPAC dibentuk
pada 1961 beranggotakan Jepang, Malaysia, Thailad,
Filipina, Australia, dan Selandia Baru. Meskipun menitikberatkan pada kerja sama ekonomi, tetapi
dengan melihat komposisi anggotanya terdapat kecondongan politik pada salah
satu blok. Kelemahan yang menonjol ialah
keanggotaan Taiwan. Setelah terjalinnya hubungan RRC
dengan negara anggota ASPAC, maka
keberadaan ASPAC berakhir.
Setelah ASA, ASPAC dan Maphilindo,
didirikan pula SEAMEO pada tahun
1965 dengan maksud memajukan kerja sama antara bangsa Asia Tenggara melalui
pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan. Indonesia, Laos, Malaysia,
Filipina, Singapura, Thailand,dan Vietnam
merupakan pendirinya. Organisasi ini juga memiliki
Associate Members
dan Affiliate Members. Markas besarnya di Bangkok dan keanggotaannya kemudian
meliputi negara ASEAN dan non-ASEAN.
Tumbuhnya kesadaran akan perlunya kerja sama untuk
meningkatkan taraf hidup di antara bangsa sekawasan,
sekaligus meredakan rasa saling curiga,
mendorong mereka mengupayakan pengembangan kerja sama. Perkembangan geopolitik Asia Tenggara sesudah
1965 sangat memengaruhi usaha untuk mencari pemecahan bersama
atas berbagai masalah
yang dihadapi negara di
kawasan ini.
Pada 1965 Singapura
yang memisahkan diri dari Federasi Malaysia berusaha
untuk membuka hubungan
dengan negara tetangganya. Di Indonesia, Pemerintahan Orde Baru yang lahir
menyusul kegagalan Gerakan
30 September 1965 yang didalangi PKI, kemudian melakukan upaya untuk mengakhiri
konfrontasi dengan Malaysia serta mengusahakan terjalinnya hubungan yang lebih bersahabat dengan
negara tetangganya. Di Filipina,
Marcos yang terpilih
menjadi presiden menggantikan Macapagal mengambil kebijakan untuk memulihkan hubungan
diplomatik dengan Malaysia.
Dari banyak terbentuknya komunikasi antarnegara yang
menyebabkan meredanya rasa saling curiga dan meredanya konflik serta
menciptakan kepercayaan satu sama lain memberikan dampak positif bagi Negara di
kawasan Asia Tenggara, yaitu mendorong pembentukan organisasi kerja sama regional. Pertemuan
konsultatif yang dilakukan secara intensif
antara para Menteri Luar Negeri
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand
yang menghasilkan rancangan
Joint Declaration, yang mencakup
kesadaran akan perlunya peningkatan saling pengertian untuk hidup
bertetangga secara baik, serta kerja sama yang bermanfaat di antara negara
yang sudah terikat
oleh pertalian sejarah
dan kebudayaan. Dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia
dan Menteri Luar Negeri
Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menandai
berdirinya Association of
South East Asian Nations (ASEAN)
yang berarti Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
f. ASEAN, sebagai sebuah
organisasi yang menghimpun bangsa
se-Asia Tenggara
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memajukan sosial, dan mengembangankan negara
anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regional. Manfaat keberadaan ASEAN bagi kehidupan sekarang adalah
sebegai berikut :
§ Menjalin persahabatan antarnegara
§ Menjalin hubungan keamanan, ekonomi, sosial, politik dan budaya antarnegara
tetangga
§ Memajukan dan mensejahterkan Negara anggota
informasi penting nya apa?
BalasHapus