Kamis, 17 Agustus 2017

teks cerita sejarah peristiwa pembentukan ASEAN

Peristiwa Pembentukan ASEAN
YSHY.png
Gambar 1.1 Lambang ASEAN
1.      Sebelum terbentuknya ASEAN pada 1967, beberapa negara di Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk membentuk kerja sama regional di kawasan ini, seperti ASA (Association of Southeast Asia), Maphilindo (Malaya, Philipina, Indonesia), dan SEAMEO (South East Asian Ministers of Education Organization), maupun dengan negara di luar kawasan ini, seperti SEATO (South East Asia Treaty Organization) dan ASPAC (Asia and Pacific Council). Komunikasi antara negara Asia Tenggara dengan negara di luar kawasan tersebut telah berkembang dalam ECAFE (Economic Commission for Asia and the Far East), Colombo Plan, dan KAA (Konferensi Asia Afrika).
2.      ECAFE dibentuk pada 28 Mei 1947 yang kemudian diubah menjadi ESCAP (Economic and Social Commission for Asia and the Pacific), yaitu badan khusus PBB yang banyak memberikan inspirasi bagi pertumbuhan kerja sama regional di Asia Tenggara.
3.      Colombo Plan, yang terbentuk pada 1950 dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Akan tetapi, keanggotaannya tidak berasal dari suatu kawasan tertentu dan operasinya bersifat bilatelaral, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kerja sama regional. Walaupun demikian, keberadaannya bermanfaat untuk memberikan dorongan pentingnya kerja sama regional Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina. Pertemuan dimaksudkan agar suara Asia lebih didengar di PBB dan mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan sosial antarnegara di Asia. Namun, gagasan tersebut tidak berlanjut.
4.      SEATO yang dibentuk pada 1954 merupakan kerja sama di bidang pertahanan dengan dasar pembentukannya bercorak anti komunis. Dari delapan anggotanya, hanya dua dari Asia Tenggara, yaitu Filipina dan Thailand. Kegiatannya tidak mencerminkan kepentingan berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, sehingga akhirnya dibekukan pada 1977.
5.      KAA yang diselenggarakan di Bandung pada 1955 mencetuskan Dasa Sila Bandung, antara lain memuat prinsip hubungan antarnegara yang didasarkan pada penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah semua negara atas dasar kesamaan, kemerdekaan, koeksistensi secara damai, penyelesaian semua pertikaian secara damai, mendorong kerja sama timbal-balik, serta penghormatan pada keadilan dan kewajiban internasional. Berbagai prinsip tersebut mendorong lahirnya gerakan solidaritas Asia Afrika dan gerakan Non Blok. KAA yang diikuti oleh 29 negara dari kedua benua tersebut mengeluarkan Komunike Bersama untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik. Walaupun demikian, KAA tidak dimaksudkan secara khusus untuk membentuk kerja sama regional bagi kedua benua.
6.      Pembentukan ASA pada 1961 bertujuan memajukan kerja sama ekonomi dan kebudayaan di antara negara anggotanya, Malaya, Filipina, dan Thailand. Kemudian, pada 1963 dibentuk Maphilindo yang merupakan forum kerja sama antara Malaya, Filipina, dan Indonesia. Dasar pembentukannya berpegang pada Piagam PBB, Deklarasi Bandung, serta persamaan ras. ASA tidak dapat bertahan lama karena Indonesia tidak ikut di dalamnya. Maphilindo lebih singkat lagi umurnya karena sempitnya dasar kerja sama. Kegagalan kedua kerja sama tersebut juga dipengaruhi oleh adanya pertentangan dan saling curiga di antara negara anggotanya.
7.      ASPAC yang dibentuk pada 1961 beranggotakan Jepang, Malaysia, Thailad, Filipina, Australia, dan Selandia Baru. Meskipun menitikberatkan pada kerja sama ekonomi, tetapi dengan melihat komposisi anggotanya terdapat kecondongan politik pada salah satu blok. Kelemahan yang menonjol ialah keanggotaan Taiwan. Setelah terjalinnya hubungan RRC dengan negara anggota ASPAC, maka keberadaan ASPAC berakhir.
8.      Pada 1965 didirikan SEAMEO dengan maksud memajukan kerja sama antara bangsa Asia Tenggara melalui pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan. Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam merupakan pendirinya. Organisasi ini juga memiliki Associate Members dan Affiliate       Members. Markas besarnya di Bangkok dan keanggotaannya kemudian meliputi negara ASEAN dan nonASEAN.
9.      Tumbuhnya kesadaran akan perlunya kerja sama untuk meningkatkan taraf hidup di antara bangsa sekawasan, sekaligus meredakan rasa saling curiga, mendorong mereka mengupayakan pengembangan kerja sama. Perkembangan geopolitik Asia Tenggara sesudah 1965 sangat memengaruhi usaha untuk mencari pemecahan bersama atas berbagai masalah yang dihadapi negara di kawasan ini.
10.  Pada 1965 Singapura yang memisahkan diri dari Federasi Malaysia berusaha untuk membuka hubungan dengan negara tetangganya. Di Indonesia, Pemerintahan Orde Baru yang lahir menyusul kegagalan Gerakan 30 September 1965 yang didalangi PKI, kemudian melakukan upaya untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia serta mengusahakan terjalinnya hubungan yang lebih bersahabat dengan negara tetangganya. Di Filipina, Marcos yang terpilih menjadi presiden menggantikan Macapagal mengambil kebijakan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
11.  Dampak positif dari meredanya rasa saling curiga dan  konflik antara bangsa di Asia Tenggara mendorong pembentukan organisasi kerja sama regional. Pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya peningkatan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik, serta kerja sama yang bermanfaat di antara negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan kebudayaan. Dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menandai berdirinya Association of South East Asian Nations (ASEAN) yang berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

1.    Pada mulanya ASEAN merupakan wadah kerja sama ekonomi, sosial, dan budaya. Akan tetapi, Deklarasi Bangkok merupakan komitmen politik negara anggota untuk bersatu dan bekerja sama, meskipun Asia Tenggara pada saat itu diwarnai oleh pergolakan antarnegara maupun antarkekuatan di luar kawasan. Aspirasi politik yang mendasari Deklarasi Bangkok mengupayakan stabilitas regional yang dapat menunjang pembangunan nasional di segala bidang bagi negara anggota ASEAN. Para pemimpin / pendiri ASEAN menyadari bahwa di antara negara anggota terdapat perbedaan latar belakang sejarah maupun sikap politik, serta kenyataan dalam bidang ekonomi sebagian besar negara anggota bersaing sebagai penghasil komoditi yang sama. Oleh karenanya, langkah yang diambil bersifat pragmatis.
Maksud dan tujuan dibentuknya ASEAN tercantum dalam Deklarasi Bangkok. Berikut ini adalah isi dari deklarasi tersebut yang memuat 7 perihal :
No.
Deklarasi Bangkok
1.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
2.
Memelihara perdamaian dan stabilitas dengan menjunjung tinggi hukum dan hubungan antara negara-negara di Asia Tenggara.
3.
Mendirikan perhimpunan di kawasan Asia Tenggara/ASEAN
4.
Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan administrasi
5.
Saling memberikan bantuan dalam bidang fasilitas dan penelitian pada bidang pendidikan, kejuruan, teknik, dan administrasi
6.
Bekerja sama lebih efektif untuk mencapai daya guna lebih besar dalam bidang pertanian, industry, dan perkembangan perdagangan termasuk studi dalam hal perdagangan komoditi internasional, perbaikan pengangkutan, dan fasilitas komunikasi serta meningkatkan taraf hidup rakyat
7.
Meningkatkan studi tentang masalah-masalah di Asia Tenggara
8.
Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan berbagai organisasi internasional dan regional lain yang mempunyai tujuan yang sama serta mencari kesempatan untuk menggerakkan kerjasama dengan mereka

2.   ASEAN (Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) merupakan organisasi yang mewadahi kerja sama antarnegara di Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok (ibu kota Thailand) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh perwakilan lima negara pemrakarsa / pendiri ASEAN. Kelima orang perwakilan tersebut ada pada kolom berikut ini lengkap dengan jabatan dan negara asalnya. Hanya saja nama jabatan dan negara asal mereka diletakkan secara acak pada kolom di samping nama para pendiri ASEAN. Tugas kalian adalah mencocokkannya. Isilah kolom yang kosong dengan nomor yang sesuai!
No.
Nama Pendiri ASEAN
Jabatan dan Negara
1.
Narciso Ramos
Wakil Perdana Menteri Malaysia
2.
S. Rajaratman
Menteri Luar Negeri Singapura
3.
Thanat Khoman
Menteri Luar Negeri Thailand
4.
Adam Malik
Menteri Luar Negeri Indonesia
5.
Tun Abdul Razak

Menteri Luar Negeri Filipina







3.   Perhatikan dengan saksama lambang ASEAN berikut.
87fr.jpg
Gambar 1.2 Lambang ASEAN

Gambar di atas adalah lambang ASEAN yang dikelilingi 10 bendera negara anggotanya. Setiap negara bergabung dengan ASEAN dalam waktu yang berbeda. Berikut profil negara ASEAN dan keanggotaannya :
No
Negara
Ibu Kota
Lagu Kebangsaan
Hari Kemerdekaan
Bergabung dengan ASEAN
1.
Filipina
Manila
Lupang Hinirang
12 Juni 1898
8 Agustus 1967
2.
Laos
Vientiane
Pheng Xat Lao (Hymne of The Lao
People)
19 Juli 1949
23 Juli 1997
3.
Myanmar
Rangoon
Kaba Ma Kyei
4 Januari 1948
23 Juli 1997
4.
Singapura
Singapura
Majulah Singapura
9 Agustus 1965
8 Agustus 1967
5.
Vietnam
Hanoi
Tien quenca
2 September 1945
28 Juli 1995
6.
Indonesia
DKI Jakarta
Indonesia Raya
17 Agustus 1945
8 Agustus 1967
7.
Kamboja
Phnom Penh
Nokoreach ( Royal
Kingdom)
9 November 1953
16 Desember 1998
8.
Malaysia
Kuala
Lumpur
Negaraku
31 Agustus 1957
8 Agustus 1967
9.
Brunei Darussalam
Bandar Seri Begawan
Allah Peliharakan Sultan
1 Januari 1984
7 Januari 1984
10.
Thailand
Bangkok
Phleng Chat Thai
Tidak pernah dijajah
8 Agustus 1967

4.   ASEAN pada tahun pertama diwarnai oleh upaya pemantapan saling pengertian (confidence building process) antaranggotanya guna memantapkan kerja sama yang sedang ditumbuhkan. Persamaan kedudukan dalam keanggotaan merupakan salah satu prinsip dalam kerja sama tanpa mengurangi kedaulatan masing-masing negara anggota. Kerja sama regional yang dikembangkan bukan bersifat integratif, tetapi bersifat kooperatif. Musyawarah, kepentingan bersama, dan saling membantu dengan semangat ASEAN merupakan ciri kerja sama ini.
ASEAN, yang didirikan atas dasar hasrat untuk menciptakan kawasan yang damai, memiliki bendera yang melambangkan ASEAN yang stabil, penuh perdamaian, bersatu, dan dinamis. Lambang ASEAN berada di tengah bendera ASEAN dengan kombinasi empat warna, yaitu merah, biru, kuning, dan putih. Makna setiap warna pada lambang ASEAN tersebut adalah :
a.       Warna merah pada logo ASEAN melambangkan : keberanian dan dinamika.
b.      Warna biru pada logo ASEAN melambangkan : perdamaian dan kemantapan
c.       Warna kuning pada logo ASEAN melambangkan : kemakmuran
d.      Warna putih pada logo ASEAN melambangkan: kesucian                 
5.   Lambang ASEAN tersebut memperlihatkan ikatan rumpun padi berwarna kuning yang berada dalam lingkaran. Gambar ini memiliki makna tertentu, yaitu sebagai berikut :
a. Ikatan rumpun padi melambangkan : Jumlah Negara anggota ASEAN
b. Lingkaran melambangkan : Persatuan ASEAN
6.   Kami sudah mengetahui bahwa sebuah teks sejarah merupakan salah satu bentuk teks penceritaan ulang (rekon/recount). Peristiwa masa lampau yang diceritakan melalui teks cerita sejarah ini meggunakan pola urutan yang berdimensi waktu, seperti halnya teks “Sejarah Hari Buruh”. Informasi disajikan secara kronologis, mulai dari yang paling awal hingga yang paling akhir terjadi. Setelah kalian membaca teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN”, urutan secara kronologis setiap peristiwa yang terdapat di dalam teks sehingga terbentuknya ASEAN adalah sebagai berikut :
No.
Waktu
Peristiwa
Tempat
1.
Pembentukan ECAFE
28 Mei 1947
Asia Tenggara
2.
Pembentukan Combo Plan
1950
Asia Tenggara dan Asia Selatan
3.
Pembentukan SEATO
1954
Filiphina dan Thailand
4.
KAA
1955
Bandung, Indonesia
5.
Pembentukan ASA
1961
Asia Tenggara
6.
Pembentukan ASCAP
1961
Asia Tenggara
7.
Pembentukan maphinlindo
1963
Asia Tenggara
8.
Pembentukan SEAMEO
1965
Asia Tenggara
9.
Singapura memisahkan diri dari Federasi Malaysia
1965
Asia Tenggara
10.
Penandatanganan deklarasi ASEAN/ deklarasi BANGKOK
8 Agustus 1967
Bangkok, Thailand

7.     Dengan melihat kronologis peristiwa pembentukan ASEAN pada teks, kami dapat melihat struktur yang membangun teks tersebut, yaitu orientasi^urutan peristiwa sejarah^reorientasi. Struktur teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” tersebut beserta informasi pada setiap paragrafnya adalah sebagai berikut :
Struktur Teks
Informasi dalam Teks
Orientasi
1. Sebelum terbentuknya ASEAN pada tahun 1967, beberapa Negara Asia sudah melakukan berbagagai kerjasama.
2. Beberapa bentuk kerjasama antarnegara antara lain yaitu ASA danyang beranggotakan Malaya, Philipina dan Indonesia, SEAMEO, SEATO dan ASPAC.
3. ECAFE, Colombo Plan, dan KAA merupakan perkembangan dari organisasi-organisasi sebelumnya.
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 1
1. ECAFE yang dibentuk pada 28 Mei 1947 diubah menjadi ESCAPmerupakan badan khusus PBB yang banyak memberikan inspirasi bagi pertumbuhan kerja sama regional di Asia Tenggara
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 2
1. Colombo Plan dibentuk pada 1950 untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara
2. Colombo plan bermanfaat agar PBB lebih memperhatikan Asia dan Negara Asia dapat saling bekerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial, sehingga memberi dorongan kerja sama regional Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina

Urutan peristiwa sejarah
Tahap 3
1. SEATO merupakan kerja sama di bidang pertahanan dengan dasar pembentukannya bercorak anti komunis yang  dibentuk pada 1954.
2. SEATO beranggotakan 8 negara, termasuk Filipina dan Thailand.
3. Karena kegiatannya tidak mencerminkan kepentingan berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, SEATO akhirnya dibekukan pada 1977.

Urutan peristiwa sejarah
Tahap 4
1. KAA diselenggarakan di Bandung pada 1955
2. KAA beranggotakan 29 negara dari benua Asia dan Afrika  yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik
3. Hasil dari KAA dikenal dengan Dasa Sila Bandung, yaitu  prinsip hubungan antarnegara yang didasarkan pada penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah semua negara atas dasar kesamaan, kemerdekaan, koeksistensi secara damai, penyelesaian semua pertikaian secara damai, mendorong kerja sama timbal-balik, serta penghormatan pada keadilan dan kewajiban internasional.
4. Prinsip Dasa Sila melahirkan gerakan solidaritas Asia Afrika dan gerakan Non Blok.

Urutan peristiwa sejarah
Tahap 5
1. ASA dibentuk pada 1961 untuk memajukan kerja sama ekonomi dan kebudayaan di antara negara anggotanya, Malaya, Filipina, dan Thailand.
2. Maphilindo dibentuk pada 1963, merupakan forum kerja sama antara Malaya, Filipina, dan Indonesia.
3. Dasar pembentukan ASA dan Maphilindo berpegang pada Piagam PBB, Deklarasi Bandung, serta persamaan ras.
4. ASA tidak dapat bertahan lama karena Indonesia tidak ikut di dalam keanggotaannya.
5. Maphilindo dibubarkan karena sempitnya dasar kerja sama dan pertentangan antar anggota.

Urutan peristiwa sejarah
Tahap 6
1. ASPAC dibentuk pada 1961 untuk membangun kerjasama ekonomi dan politik, dengan anggota Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina, Australia, dan Selandia Baru.
2. ASPAC lebih condong pada salah satu blok dengan Taiwan sebagai kelemahan yang menonjol.
3. ASPAC bubar saat RRC menjalin hubungan baik dengan anggota ASPAC.
Urutan peristiwa sejarah
Tahap 7
1. SEAMEO didirikan pada 1965 untuk memajukan kerja sama antara bangsa Asia Tenggara melalui pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan.
2. SEAMEO beranggotakan Negara ASEAN dan non-ASEAN
3. SEAMEO didirikan oleh Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dengan markas besar di Bangkok
4. SEAMEO memiliki Associate Members dan Affiliate Members.

Urutan peristiwa sejarah
Tahap 8
1. Setelah 1965, daerah Asia Tenggara mengalami perkembangan geopolitik yang memengaruhi usaha untuk mencari pemecahan masalah bersama yang dihadapi negara di kawasan Asia Tenggara
2. Negara di Asia Tenggara sadar mereka perlu bekerja sama untuk meningkatkan taraf hidup di antara bangsa sekawasan, dan  meredakan rasa saling curiga.

Urutan peristiwa sejarah
Tahap 9
1. Singapura memisahkan diri dari Federasi Malaysia pada 1965 untuk membuka hubungan dengan negara tetangganya.
2. Lahirnya Pemerintahan Orde Baru di Indonesia dengan gagalnya G30SPKI, berupaya untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia serta mengusahakan terjalinnya hubungan yang lebih bersahabat dengan negara tetangganya.
3. Di Filipina, Marcos yang terpilih menjadi presiden menggantikan Macapagal mengambil kebijakan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Reorientasi
1. Dampak positif dari meredanya rasa saling curiga dan konflik antara bangsa di Asia Tenggara mendorong pembentukan organisasi kerja sama regional.
2. Pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya peningkatan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik, serta kerja sama yang bermanfaat di antara negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan kebudayaan.
3. 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menandai berdirinya Association of South East Asian Nations (ASEAN) yang berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

8.   Terdapat tiga jenis kelompok nomina. Pertama kelompok nomina modifikatif (mewatasi), kelompok nomina koordinatif (tidak saling menerangkan), dan kelompok nomina apositif. Demikian pula halnya kelompok verba, kelompok kata yang bersifat memperluas verba. Ada tiga jenis kelompok kata tersebut, yaitu kelompok verba modifikatif, koordinatif, dan apositif. Contohnya adalah sebagai berikut :

No.
Jenis Kelompok Kata
Contoh Kalimat
1.
Kelompok nomina modifikatif
Rumah besar itu ditinggal pemiliknya.
2.
Kelompok nomina koordinatif
Tujuan bangsa Indonesia adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
3.
Kelompok nomina apositif
Probolinggo, kota seribu Taman, meiliki nuansa alam yang indah
4.
Kelompok verba modifikatif
Untuk menghidupi keluarganya, ia bekerja keras setiap hari
5.
Kelompok verba koordinatif
Setiap pelajar mempunyai hak dan kewajiban

9.     Beberapa nomina yang terdapat di dalam teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN”, kata dasarnya, uraikan afiks pembetuk nomina tersebut, dan buatlah contoh penggunaan nomina itu dalam kalimat yang kalian buat sendiri.
No.
Nomina
Kata Dasar
Afiks Pembentuk Nomina
Contoh dalam Kalimat
1.
Gagasan
Gagas
Sufiks–an (Và N)
Ayah menerima gagasanku untuk pergike Borobudur liburan ini.
2.
Kecondongan
Condong
Konfiks ke–an (VàN)
Gaya pakaian Drupadi memiliki kecondongan budaya Jawa.
3.
Kegagalan
Gagal
Konfiks ke–an (NàN)
Tim basket Mawar mengalami kegagalan di semifinal DBL
4.
Bertetangga
Tetangga
Prefiks ber– (NàN)
Reyna bertetangga dengan teman sekelasnya di perumahan Asabri.
5.
Kebijakan
Bijak
Konfiks ke–an (NàN)
k13 menerapkan kebijakan untuk melakukan menyanyi lagu Indonesia Raya sebelum pelajaran dimulai.
6.
Kesadaran
Sadar
Konfiks ke–an (AàN)
Penyebab pelanggaran lalu lintas adalah rendahnya kesadaran diri masing-masing.
7.
Kelemahan
Lemah
Konfiks ke–an (AàN)
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
8.
Kebudayaan
Budaya
Konfiks ke–an (NàN)
Kebudayaan Indonesia terdiri dari berbagai macam seni dan budaya yang menarik.
9.
Pertemuan
Temu
Konfiks per-an (V àN)
Seluruh guru di Bali mengadakan rapat pertemuan
10.
Pertumbuhan
Tumbuh
Konfiks per-an (V àN)
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkembang cepat.

10. Teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” terdiri atas sebelas paragraf. Sebuah paragraf yang baik, setidaknya memiliki empat ciri, yaitu keterpaduan (kohesi), keterkaitan (koherensi), kekonsistenan sudut pandang, dan ketuntasan. Agar kata atau kalimat dalam tiap paragraf yang membangun sebuah teks kohesif dan koheren, terdapat sarana pengait/penaut kata atau kalimat tersebut. Beberapa sarana yang bisa dijadikan sebagai pengait/penaut ini adalah pengulangan, penggantian, dan konjungsi. Dalam sebuah teks cerita sejarah, seharusnya terdapat konjungsi temporal. Konjungsi ini berfungsi menghubungkan kata, kalimat, bahkan paragraf.
a.       Buatlah kelompok yang terdiri dari 3 orang.
b.      Cobalah kalian perhatikan dengan teliti kata atau kalimat yang membangun tiap paragraf pada teks yang dimaksud.
c.       Apakah terdapat konjungsi temporal pada teks tersebut?
Ya. Meskipun hanya sedikit, namun masih ada konjungsi temporal yang digunakan dalam teks ini, seperti konjungsi sebelum dan akhirnya.
d.      Apakah telah terdapat keterpaduan dan keterkaitan pada tiap paragraf?
Belum, karena masih ditemui loncatan yang membingungkan pembaca dengan ketidakpaduan kalimat.
e.       Jika tiap paragrafnya masih belum terdapat keterpaduan dan keterkaitan, buatlah menjadi paragraf yang baik menurut kalian.

Peristiwa Pembentukan ASEAN
            Sebelum terbentuknya ASEAN pada 1967, beberapa negara di Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk membentuk kerja sama regional di kawasan ini, seperti ASA (Association of Southeast Asia), Maphilindo (Malaya, Philipina, Indonesia), dan SEAMEO (South East Asian Ministers of Education Organization), maupun dengan negara di luar kawasan ini, seperti SEATO (South East Asia Treaty Organization) dan ASPAC (Asia and Pacific Council). Komunikasi antara negara Asia Tenggara dengan negara di luar kawasan tersebut telah berkembang dalam ECAFE (Economic Commission for Asia and the Far East), Colombo Plan, dan KAA (Konferensi Asia Afrika).
            ECAFE dibentuk pada 28 Mei 1947 yang kemudian diubah menjadi ESCAP (Economic and Social Commission for Asia and the Pacific), yaitu badan khusus PBB yang banyak memberikan inspirasi bagi pertumbuhan kerja sama regional di Asia Tenggara.
            Sejalan dengan pembentukan ECAFE, Colombo Plan, yang terbentuk pada 1950 dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Akan tetapi, keanggotaannya tidak berasal dari suatu kawasan tertentu dan operasinya bersifat bilatelaral, sehingga tidak sepenuhnya mencerminkan kerja sama regional. Walaupun demikian,      keberadaannya bermanfaat untuk   memberikan dorongan pentingnya kerja sama regional Asia Tenggara dalam pertemuan konsultatif The Asia Union di Baguio, Filipina. Pertemuan dimaksudkan agar suara Asia lebih didengar di PBB dan mendorong kerja sama di bidang ekonomi dan sosial antarnegara di Asia. Namun, gagasan tersebut tidak berlanjut.
            Bubarnya Colombo Plan ternyata bukan merupakan suatu akhir bagi pertumbuhan komunikasi antar Negara, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Hal ini dapat dibuktikan dengan dibentuknya SEATO pada 1954 yang merupakan kerja sama di bidang pertahanan dengan dasar pembentukannya bercorak anti komunis. Dari delapan anggotanya, hanya dua dari Asia Tenggara, yaitu Filipina dan Thailand. Namun, karena kegiatannya tidak mencerminkan kepentingan berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, sehingga akhirnya SEATO dibekukan pada 1977.
            Satu tahun setelah dibubarkannya SEATO, diselenggarakan KAA atau Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada 1955. Dari hasil konferensi ini mencetuskan Dasa Sila Bandung, yang memuat prinsip hubungan antarnegara yang didasarkan pada penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah semua negara atas dasar kesamaan, kemerdekaan, koeksistensi secara damai, penyelesaian semua pertikaian secara damai, mendorong kerja sama timbal-balik, serta penghormatan pada keadilan dan kewajiban internasional. Berbagai prinsip tersebut mendorong lahirnya gerakan solidaritas Asia Afrika dan gerakan Non Blok. KAA yang diikuti oleh 29 negara dari kedua benua tersebut mengeluarkan Komunike Bersama untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, sosial budaya, dan politik. Walaupun demikian, KAA tidak dimaksudkan secara khusus untuk membentuk kerja sama regional bagi kedua benua.
            Dalam rangka menjalin komunikasi antarnegara dengan dasar pembentukannya berpegang pada Piagam PBB, Deklarasi Bandung, serta persamaan ras, dibentuklah ASA dan Maphilindo. ASA merupakan organisasi yang dibentuk pada tahun 1961 oleh Malaya, Filipina, dan Thailand yang bertujuan memajukan kerja sama ekonomi dan kebudayaan di antara negara anggotanya,. Sedangkan Maphilindo merupakan forum kerja sama antara Malaya, Filipina, dan Indonesia  yang dibentuk pada 1963. Keberadaan ASA tidak dapat bertahan lama karena Indonesia tidak ikut di dalamnya. Sementara keberadaan Maphilindo lebih singkat lagi umurnya karena sempitnya dasar kerja sama. Kegagalan kedua kerja sama tersebut juga dipengaruhi oleh adanya pertentangan dan saling curiga di antara negara anggotanya.
            Pada rentan tahun anara pembentukan ASA dan Maphilindo, ASPAC dibentuk pada 1961 beranggotakan Jepang, Malaysia, Thailad, Filipina, Australia, dan Selandia Baru. Meskipun menitikberatkan pada kerja sama ekonomi, tetapi dengan melihat komposisi anggotanya terdapat kecondongan politik pada salah satu blok. Kelemahan yang menonjol ialah keanggotaan Taiwan. Setelah terjalinnya hubungan RRC dengan negara anggota ASPAC, maka keberadaan ASPAC berakhir.
            Setelah ASA, ASPAC dan Maphilindo, didirikan pula SEAMEO pada tahun 1965 dengan maksud memajukan kerja sama antara bangsa Asia Tenggara melalui pendidikan, pengetahuan, dan kebudayaan. Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand,dan Vietnam merupakan pendirinya. Organisasi ini juga memiliki Associate Members dan Affiliate Members. Markas besarnya di Bangkok dan keanggotaannya kemudian meliputi negara ASEAN dan non-ASEAN.
            Tumbuhnya kesadaran akan perlunya kerja sama untuk meningkatkan taraf hidup di antara bangsa sekawasan, sekaligus meredakan rasa saling curiga, mendorong mereka mengupayakan pengembangan kerja sama. Perkembangan geopolitik Asia Tenggara sesudah 1965 sangat memengaruhi usaha untuk mencari pemecahan bersama atas berbagai masalah yang dihadapi negara di kawasan ini.
            Pada 1965 Singapura yang memisahkan diri dari Federasi Malaysia berusaha untuk membuka hubungan dengan negara tetangganya. Di Indonesia, Pemerintahan Orde Baru yang lahir menyusul kegagalan Gerakan 30 September 1965 yang didalangi PKI, kemudian melakukan upaya untuk mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia serta mengusahakan terjalinnya hubungan yang lebih bersahabat dengan negara tetangganya. Di Filipina, Marcos yang terpilih menjadi presiden menggantikan Macapagal mengambil kebijakan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
            Dari banyak terbentuknya komunikasi antarnegara yang menyebabkan meredanya rasa saling curiga dan meredanya konflik serta menciptakan kepercayaan satu sama lain memberikan dampak positif bagi Negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu mendorong pembentukan organisasi kerja sama regional. Pertemuan konsultatif yang dilakukan secara intensif antara para Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menghasilkan rancangan Joint Declaration, yang mencakup kesadaran akan perlunya peningkatan saling pengertian untuk hidup bertetangga secara baik, serta kerja sama yang bermanfaat di antara negara yang sudah terikat oleh pertalian sejarah dan kebudayaan. Dalam pertemuan 8 Agustus 1967 di Bangkok, ditandatanganilah Deklarasi ASEAN atau Deklarasi Bangkok oleh Wakil Perdana Menteri Malaysia dan Menteri Luar Negeri Indonesia, Filipina, Singapura, dan Thailand yang menandai berdirinya Association of South East Asian Nations (ASEAN) yang berarti Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

f.       ASEAN, sebagai sebuah organisasi yang menghimpun bangsa se-Asia Tenggara bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memajukan sosial, dan mengembangankan negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regional. Manfaat keberadaan ASEAN bagi kehidupan sekarang adalah sebegai berikut :
§  Menjalin persahabatan antarnegara
§  Menjalin hubungan keamanan, ekonomi, sosial, politik dan budaya antarnegara tetangga

§  Memajukan dan mensejahterkan Negara anggota

1 komentar: